“Ku coba ambil pensil imajinasi,
mencoba menggambar
pemandangan indah ciptaan tuhan.
Bukan! Bukan pelangi!
Senyumnya lebih indah dari pelangi.
Ku tutup mata, semampuku mengingat
senyum indah yang telah lama pergi.
Tapi kenapa hasilnya mengecewakan?
Apa karena senyum itu
bukan milikku lagi?”